اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ , وَ اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا رَّسُوْلُ اللهِ اللّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ , وَ عَلَى اَلِهِ وَ صَحْبِهِ وَ سَلَّمْ 2× وسليم

Jumat, 15 Juli 2011

Novel Kimya Sang Putri Rumi

Akhirnya mari kita belajar kepada Rumi lewat kacamata putri angkatnya, Kimya. Dalam karya Muriel Maufroy, Kimya Sang Putri Rumi: Sebuah Novel Sufistik (Mizan, 2007), Rumi dicoba disorot dari kacamata perempuan. Yang menarik, buku ini disajikan dalam bentuk berkisah. "Sangat unik karena untuk pertama kalinya Rumi ditampilkan dari sudut-pandang perempuan. Membacanya seolah mendengar bisikan Tuhan," demikian komentar Muge N. Galin, Ph.D., Dosen Sastra Inggris di Ohio State University, atas karya Maufroy.

Rumi tidak akan mati. Pikiran-pikiran dan hikmah-hikmahnya akan terus hidup mencerahi manusia di sepanjang zaman. Seolah-olah, sajak Iqbal, "murid" Rumi, ini mewakili semangat Rumi, "Tukang kebun menguji keampuhan kata-kataku/Seuntai sajak dia sebar dan dipetiknya sebilah pedang."

Sangat unik karna untuk pertama kalinya Rumi ditampilkan dari sudut perempuan, membaca seolah mendengar bisikan tuhan...
Muge. N. Galin. Ph. D




[Download Ebook Novel Kimya Sang Putri Rumi Disini]
Bookmark and Share